Pemuda-pemudi Indonesia adalah
merupakan orang-orang pintar dan inovativ di bidangnya masing-masing dan
dunia internasional mengakui hal tersebut.Beberapa contonya adalah bapak
presiden kita B.J habibie yang merupakan lulusan Technische Hochschule Die
Facultaet Fue Maschinenwesen, Aachen, Jerman. Dimana ian menemukan
bagaimana rambatan titik krack itu bekerja. Perhitungannya sungguh rinci,
sampai pada hitungan atomnya. Oleh dunia penerbangan, teori Habibie ini lantas
dinamakan krack progression. Dari sinilah Habibie mendapat julukan sebagai Mr.
krack.Dan beberapa bulan terakhir ini dunia otomotif Indonesia geger
dengan penemuan mobil listrik “Ferrari” Tucuxi, Danet Suryatama,Yang
merupakan jebolan ITS yang meraih gelar doktor di Michigan, Amerika
Serikat.Tapi sayangnya karya tersebut di plagiat tanpa seizinnya.
Dari kedua contoh diatas kita dapat mengetahui bahwa karya anak bangsa
Indonesia sangat di hargai dan sangat inovative.Tetapi pertayaan saya mengapa
karya anak bangsa tersebut lebih berkembang dan di hargai di luar negeri di
bandingkan di tanah kelahirannya sendiri.Seperti pada contoh pertama dimana B.J
habibie karyanya lebih banyak di hargai di luar negeri di bandingkan di
Indonesia yang karyanya Cuma 2 jenis pesawat.Sedangkan pada contoh kedua adalah
seorang anak bangsa yang mati-matian membuat mobil yang inovativ malah di
plagiat oleh pemerintahnya sendiri tanpa seizin pembuatnya.Dari sana saya bisa
mengambil kesimpulan bahwa pemerintah Indonesia kurang menghargai karya anak
bangsa.Pemerintah Cuma tahu bagaimana bisa mendapatkan uang dari karya tersebut.Tanpa
mengetahui bagaimana jerih payah sang pembuatnya dan pemerintah Indonesia lebih
tahu “JADI” tanpa mengetahui bagaimana proses pembuatannya dan bagaimana
seseorang berjerih payah untuk mebuat karya tersebut.
Sekarang ini banyak mahasiswa
Indonesia yang lebih bersinar namanya di luar negeri di bandingkan di
Indonesia.Salah satu contohnya seperti kita ketahui bersama banyak mahasiswa
Indonesia bersprestasi yang bersekolah di Singapura bukan dengan beasiswa dari
Indonesia tetapi dari pemerintah Singapura.Dari sini kita bisa megambil
kesimpulan kecil bahwa pemerintah Indonesia kurang menghargai mahasiwa yang
berpestasi.Apalagi karya-karya mahasiwa tersebut pemerintah Indonesia kurang
menghargainya dan mendukung secara material.Malah kebayakan yang membiayai
penelitian bagi mahasiswa yang berasal dari Indonesia bukan dari pemerintah
Indonesia tetapi dari luar negeri.Tapi ketika hasil penelitianya tersebar di
media masa internasional baru pemerintah Indonesia mengklaim bahwa yang
mendukung segala penelitian yang di adakan mahasiswa tersebut selama ini adalah
pemerintah Indonesia.Dari sini saya bisa mengambil sedikit pencerahan bahwa
kadang-kadang pemerintah Indonesia cuma numpang tenar.
Meskipun demikian beberapa terobosan yang
dilakukan pemerintah saat ini di tingkat SMU seperti dengan di adakannya
beberapa contohnya lomba Karya Ilmiah Remaja d.Hal-hal seperti ini dapat kita
ketahui bahwa perhatian pemerintah terhadap penelitian-penelitian anak bangsa
mulai terasa.Tetapi saya berharap perhatian pemerintah Indonesia jangan hanya bertahan sampai di tingkat
SMU.Tetapi di tingkat Universitas.
Semoga aparat pemerintah dapat mengoptimalkan kinerjanya dalam bidang seperti ini ya.
BalasHapusSalam wisata